Mengapa Remaja Mulai Merokok?

Merokok adalah tindakan atau sebuah kegiatan yang dilakukan orang untuk  membakar ujung suatu benda yang dinamakan rokok untuk kemudian dihirup dan dinikmati. Namun kenikmatan tersebut bukanlah tanpa pengorbanan.
Merokok selain memang memberikan kenikmatan terhadap pelakunya, merokok juga dapat mengundang berbagai penyakit seperti yang tertulis di bungkus-bungkus rokok bahwa, “merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.”
Bagi sebagian orang, merokok merupakan sebuah kebutuhan primer layaknya makan dan minum. Hal ini terjadi karena orang tersebut sudah kecanduan rokok dan sulit untuk berhenti. Proses merokok sendiri biasanya terjadi ketika seseorang masih berusia remaja.
Ada 5 alasan penting tentang mengapa banyak anak usia remaja mulai merokok muda, yang mungkin salah satu rekan pembaca juga pernah mengalaminya.

1.    Punya keluarga atau kerabat dekat yang merokok

Tanpa mengurangi rasa hormat. Jika Anda adalah seorang ayah, ibu, atau kerabat dekat dan Anda merokok. Maka Andalah yang menjadi pengaruh terbesar anak Anda merokok atau tidak.
Walaupun pengaruh dari lingkungan selain keluarga juga sangat besar, namun tetap orang-orang terdekat seperti keluargalah yang punya pengaruh paling besar.
Kenapa begitu?
Karena seorang anak dari sejak kecil hingga dewasa belajar tentang apa itu “normal” dan “dewasa” dengan mencontoh orang-orang terdekatnya.
Para anak juga akan tahu bahwa merokok dapat mengurangi stress dan membuat tubuh rileks tanpa harus diberi tahu dengan melihat gerak gerik dan ekspresi Anda ketika merokok.
Jika Anda adalah seorang ayah atau ibu yang memiliki anak yang beranjak remaja, lalu Anda tidak ingin anak Anda merokok, Diskusikanlah dengannya tentang bahaya merokok dan kenapa Anda sulit untuk berhenti merokok.

2.    Tekanan dari lingkungan, khususnya teman sebaya

Banyak anak remaja yang sudah menginjak bangku SMP dan SMA merokok karena berusaha untuk menjadi bagian dalam suatu komunitas pertemanan.
Banyak dari mereka yang berpikir bahwa dengan merokok, mereka akan disukai dan dikagumi teman-temannya. Selain itu, dengan merokok mereka akan terlihat keren atau gaul.
Dari situ, akan terbuka jalan baru menuju pembentukan identitas diri sebagai seorang individu yang suka merokok.
Namun hal ini dapat dicegah dengan mengarahkan dan membantu anak Anda tentang bagaimana cara si anak merespon situasinya tanpa harus merokok.


3.    Merokok menjadi bukti kebebasan seorang anak

Pemikiran seperti itu sudah umum terjadi di negara Indonesia. Dengan merokok, mereka mencoba memperlihatkan bahwa mereka sudah membuat keputusan yang menurut mereka “dewasa”. Hal seperti membuat keputusan yang “dewasa” pada usia remaja merupakan hal yang wajar.
Tapi jika mereka terlalu sering membuat keputusan “dewasa”, lama kelamaan mereka akan berontak terhadap orang tuanya.
Untuk mencegah hal itu terjadi, peran orang tua dengan selalu mendiskusikan bahaya rokok dengan si anak sangatlah penting.

4.    Semua orang juga merokok, kenapa saya tidak?

Itu adalah sebuah pemahaman yang biasanya dipercaya oleh para remaja. Pemahaman tersebut biasanya  tersebar melalui teman atau dengan melihat lingkungan sekitar yang mungkin mayoritas adalah perokok.
Tapi info yang tersebar dari teman seumuran, biasanya selalu berlebihan. Dan para remaja yang diberi tahu percaya saja dengan mudah.
Contohnya, ada seorang remaja perokok yang memberi tahu temannya bahwa merokok itu bisa mendapatkan pacar karena merokok itu keren.
Dengan bukti bahwa dia memang sudah punya pacar walau bukan karena dia adalah seorang perokok si remaja yang diberi tahu akan langsung percaya saja dengan temannya itu.
Atau ketika si remaja melihat seorang tokoh masyarakat atau orang yang memang dikagumi remaja tersebut sedang merokok, kemungkinan besar si remaja pun akan mencontohnya.

5.    Iklan dari rokok yang sudah membudaya

Banyak iklan rokok dari televisi, koran, pamflet, spanduk dan media lain yang sudah menanamkan bahwa merokok itu “keren dan gaul”.
Bahkan hingga sekarang, dengan adanya peringatan tentang bahaya rokok di setiap kemasan rokok atau di akhir iklan, tidak dapat menghentikan pertambahan perokok di Indonesia.
Apalagi dengan adanya tokoh-tokoh kartun atau video games yang memberikan kesan bahwa merokok itu keren, dapat menyebabkan jumlah perokok remaja terus bertambah.

Kesimpulan

Kegiatan merokok yang berawal pada usia muda masih dapat dicegah selama anak yang baru mulai mencicipi rokok itu masih belum kecanduan. Peran aktif orang tua atau kerabat yang memang tidak ingin anaknya merokok sangatlah berpengaruh apalagi dengan banyaknya promosi-promosi rokok secara tidak langsung seperti lewat film dan video games. 
Previous
Next Post »