"Kenapa Susah Move On?"


Belasantahun.blogspot.com
Bereskan dulu masalah hati, baru move on. Berdamai dengan yang sudah lewat memang perlu, jika ingin hubungan cinta berikut…sehat.

Problem cinta paling pekat ternyata tak hanya di urusan penantian, jomblo, atau perselingkuhan. Susahnya move on tak kalah jadi momok serius. Banyak orang terjebak dalam problem ini dan sulit menciptakan episode cinta yang baru. Kalau pun bisa, ia masih membawa buntelan kenangan yang berpotensi jadi bibit penyakit dalam percintaan yang baru. Sejarah cinta lama seperti jaket yang tak bisa lepas. Kenapa susah sekali untuk move on?

Saya pernah, bahkan sering, berinteraksi dengan orang-orang yang mengaku sudah move on dalam percintaan. Kebanyakan memiliki sejarah yang sama: putus dalam keadaan masih cinta setengah mati, tidak ikhlas berpisah, merasa mentok dengan sosok yang sudah dianggap terbaik. Setelah putus, move on menjadi “proyek” yang tak kalah melukai. Sebagai gantinya, mereka memelihara galau, menyuburkan perasaan duka, dan mengobarkan sunyi jadi budaya hidup baru. Hati semakin sakit, move on semakin jauh.

Ada sejumlah alasan yang menarik yang saya simpulkan dari banyak interaksi dengan orang-orang yang terjebak dalam cinta yang sudah lewat. Yang bikin miris, sebagian besar mengaku menemui warna hidup yang berubah buruk. Segalanya berjalan seperti biasa tapi dalam nuansa hati yang buram. “Mungkin hidup saya akan lebih baik bila saya tidak terjebak perasaan buruk seperti ini. Saya tidak mengatakan akan lebih sukses. Tapi setidaknya saya bisa melakukan pekerjaan apa pun dengan hati yang lebih riang,” tutur Nila (27), mengaku sudah tiga tahun susah move on. “Ini jauh lebih buruk dibandingkan saat saya putus di hubungan cinta sebelumnya.”

Simak ini!

Putus yang tak beres
Kebanyakan kasus susah move on yang saya temui lahir dari kasus putus yang tak beres. “Gue nggak dalam kondisi siap waktu dia ngajak putus. Gue sama sekali nggak ngejalanin transisi yang enak untuk putus sama dia. Setelah dia benar-benar pergi, gue berjuang keras untuk menyembuhkan perasaan hancur yang berat banget. Mungkin buat orang lain itu terdengar mengada-ada. Tapi sejujurnya, hidup gue amat sangat remuk,” ungkap Widhi, 27

Kasus lain, “Gue nggak pernah melakukan kesalahan apa pun sama dia. Itu yang bikin gue sangat keberatan waktu dia ngajakin putus. Walau pun dia tetap bersikap baik dan nggak jauh dari gue, perasaan nggak rela gue nggak bisa hilang,” ungkap Joe, 26.

Mereka yang mengalami kasus putus tak beres mengatakan perasaan mereka tak dibuat“clear” sehingga ganjalan tak ikhlas terus membayangi dan akhirnya menyublim jadi kunci. Hati mereka tak bergerak lagi.

Takut tak menemukan yang lebih baik
Orang-orang yang susah move on sebetulnya memiliki kelebihan yang teruji: mereka telah mengunci perasaan cinta sedemikian rupa dan sulit menggantinya lagi. Tapi pada kasus di mana hubungan cinta sudah kandas “kelebihan” ini jadi merugikan.

“Buat gue Mayang bukan cewek yang sempurna tanpa kesalahan. Tapi dia pas buat gue. Setelah putus gue baru sadar, menemukan cewek mengagumkan itu mudah, tapi cewek yang pas….rasanya hanya Mayang yang bisa.” Ungkap Angga, 25.

“Meniti lagi hubungan cinta itu capek. Gue bisa ngerasa cocok banget sama Endhi setelah kami dua tahun pacaran, dan setelah itu gue nggak pengen pisah sama dia. Kenyataannya, kami putus, dan gue bahkan nggak bisa membayangkan harus memulai cari pacar lagi, penyesuaian lagi…bla bla, dengan risiko nggak secocok seperti gue sama Endhi.” Desta, 26.

Hati yang sudah terikat dan menemukan pelabuhannya mengartikan banyak hal. Berhasil menyesuaikan diri, berhasil menemukan warna cinta yang dicari, berhasil untuk tidak ingin kemana-mana lagi. Rasa ini mahal harganya. Ketika hidup kemudian menyodorkan kenyataan pahit, putus, perasaan aman itu porak poranda. Move on menjadi proyek yang mahaberat.

Tak sanggup menjalani transisi
Banyak orang tak sanggup sendirian. Ini fakta. Perasaan takut sunyi, tak bisa kesepian, gamang jika sendiri, membuat suasana pasca putus jadi mencekam. Perasaan tak mau ditinggal begitu saja membuat banyak pasangan yang putus kemudian membuat suatu aturan main baru untuk saling mendampingi selama masa transisi berlangsung. Tujuannya agar sama-sama menjadi kuat, tapi hasil akhirnya malah sama-sama makin tumbang.

“Gue putus sama Ardi atas kesepakatan bersama. Kami pisah baik-baik. Tapi ternyata hidup nggak semudah yang gue bayangkan pasca putus. Gue masih ketemu Ardi, masih minta dijemput, masih butuh ditemenin ke mana-mana. Waktu Ardi bilang dia udah punya cewek baru, gue ngerasa dunia jahat sama gue…. Gue sejujurnya masih merasa menderita jika sendiri.” Wita, 28

“Pasca putus sama Irene adalah masa-masa yang berat buat gue. Itu adalah kesendirian yang amat gelap. Semua hal yang terjadi di tahun itu nggak mendatangkan kesenangan apa pun buat gue. Pelan-pelan gue bisa meredakan sedih gue dan akhirnya pacaran lagi. Tapi sejujurnya, gue belum berhasil mengatasi perasaan lebur gue. Sampai sekarang, walau gue udah punya pacar lagi, gue masih selalu ingat Irene.” Sapta, 26.


Move on memang bukan semata memindahkan hati pada sosok lain dan kemudian mengulang sejarah mencinta. Move on adalah juga berdamai dengan masa lalu. Dan “proyek” berdamai dengan masa lalu jauh lebih sulit daripada memulai dengan yang baru. Tak ada yang bercita-cita menyudahi cinta yang sudah bulat, utuh, dan indah. Tapi hidup kadang menyodorkan hal yang tak terduga.

Pilihannya jelas, jika ingin memulai satu episode baru dalam cinta, kita harus membereskan dulu belenggu dari kisah cinta yang sudah lewat. Hati kita harus melangkah dengan bebas dan ringan, karena hanya dengan itu kita bisa mencintai kekasih baru dengan kualitas cinta yang baik.

Banyak saran untuk bisa move on dengan sukses, memburu kekasih-kekasih baru dengan semangat penuh. Tapi buat saya yang jauh lebih penting adalah mengajak hati untuk menyudahi kenangan lama dengan cara yang sehat bagi batin sendiri. Ajari hati untuk bisa ikhlas, menerima kenyataan dan melihat mantan kekasih sebagai sejarah yang telah usai.

Sebab, jika cinta yang lama masih menggerogoti hati, move on bukanlah move on. Ia hanya pengalihan hati.
Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
Anonim
admin
Selasa, 12 April 2016 pukul 11.55.00 WIB ×

ciee,,,yg lbih bnyakk lgii dong,,

Congrats bro Anonim you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar